Teknologi deteksi fotolistrik merupakan bagian detail dari ONE

Bagian dari SATU

1. Deteksi dilakukan melalui metode fisika tertentu, dengan membedakan jumlah parameter terukur yang berada dalam rentang tertentu, untuk menentukan apakah parameter terukur memenuhi syarat atau tidak. Proses ini dilakukan dengan membandingkan besaran tak dikenal yang diukur dengan besaran standar yang sejenis, menentukan kelipatan besaran standar yang diukur oleh tim ukur, dan menyatakan kelipatan ini secara numerik.
Dalam bidang otomasi dan deteksi, tugas deteksi tidak hanya mencakup inspeksi dan pengukuran produk jadi atau produk setengah jadi, tetapi juga untuk memeriksa, mengawasi, dan mengendalikan proses produksi atau objek bergerak agar berada dalam kondisi terbaik yang diinginkan manusia, perlu mendeteksi dan mengukur ukuran serta perubahan berbagai parameter setiap saat. Teknologi deteksi dan pengukuran waktu nyata (real-time) proses produksi dan objek bergerak ini juga disebut teknologi inspeksi teknik.
Ada dua jenis pengukuran: pengukuran langsung dan pengukuran tidak langsung
Pengukuran langsung adalah mengukur nilai terukur dari pembacaan meter tanpa perhitungan apapun, seperti: menggunakan thermometer untuk mengukur suhu, menggunakan multimeter untuk mengukur tegangan
Pengukuran tidak langsung dilakukan dengan mengukur beberapa besaran fisis yang berkaitan dengan yang diukur, dan menghitung nilai terukur melalui hubungan fungsionalnya. Misalnya, daya P berkaitan dengan tegangan V dan arus I, yaitu P=VI, dan daya dihitung dengan mengukur tegangan dan arus.
Pengukuran langsung sederhana dan praktis, serta sering digunakan dalam praktik. Namun, jika pengukuran langsung tidak memungkinkan, pengukuran langsung tidak praktis, atau kesalahan pengukuran langsung besar, pengukuran tidak langsung dapat digunakan.
Konsep sensor fotolistrik dan sensor
Fungsi sensor adalah untuk mengubah kuantitas non-listrik menjadi keluaran kuantitas listrik yang dengannya ada hubungan yang sesuai yang pasti, yang pada dasarnya adalah antarmuka antara sistem kuantitas non-listrik dan sistem kuantitas listrik. Dalam proses deteksi dan kontrol, sensor adalah perangkat konversi yang penting. Dari sudut pandang energi, sensor dapat dibagi menjadi dua jenis: satu adalah sensor kontrol energi, juga dikenal sebagai sensor aktif; Yang lainnya adalah sensor konversi energi, juga dikenal sebagai sensor pasif. Sensor kontrol energi mengacu pada sensor yang akan diukur menjadi transformasi parameter listrik (seperti resistansi, kapasitansi) berubah, sensor perlu menambahkan catu daya yang menarik, dapat mengukur perubahan parameter menjadi tegangan, perubahan arus. Sensor konversi energi dapat secara langsung mengubah perubahan yang diukur menjadi perubahan tegangan dan arus, tanpa sumber eksitasi eksternal.
Dalam banyak kasus, kuantitas non-listrik yang akan diukur bukanlah jenis kuantitas non-listrik yang dapat dikonversi oleh sensor, yang memerlukan penambahan perangkat atau perangkat di depan sensor yang dapat mengubah kuantitas non-listrik yang diukur menjadi kuantitas non-listrik yang dapat diterima dan dikonversi oleh sensor. Komponen atau perangkat yang dapat mengubah non-listrik yang diukur menjadi listrik yang tersedia adalah sensor. Misalnya, ketika mengukur tegangan dengan pengukur regangan resistansi, perlu untuk memasang pengukur regangan ke elemen elastis tekanan jual, elemen elastis mengubah tekanan menjadi gaya regangan, dan pengukur regangan mengubah gaya regangan menjadi perubahan resistansi. Di sini pengukur regangan adalah sensor, dan elemen elastis adalah sensor. Baik sensor maupun sensor dapat mengubah non-listrik yang diukur kapan saja, tetapi sensor mengubah non-listrik yang diukur menjadi non-listrik yang tersedia, dan sensor mengubah non-listrik yang diukur menjadi listrik.

微信图片_20230717144416
2, sensor fotolistrikdidasarkan pada efek fotolistrik, sinyal cahaya menjadi sensor sinyal listrik, banyak digunakan dalam kontrol otomatis, kedirgantaraan, radio dan televisi, dan bidang lainnya.
Sensor fotolistrik terutama mencakup fotodioda, fototransistor, fotoresistor (Cds), fotokopler, sensor fotolistrik turunan, fotosel, dan sensor gambar. Tabel spesies utama ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Dalam penerapan praktis, penting untuk memilih sensor yang tepat untuk mencapai efek yang diinginkan. Prinsip umum pemilihannya adalah:deteksi fotolistrik berkecepatan tinggisirkuit, berbagai meter iluminasi, sensor laser kecepatan ultra tinggi harus memilih fotodioda; Sensor fotolistrik pulsa sederhana beberapa ribu Hertz dan sakelar fotolistrik pulsa kecepatan rendah di sirkuit sederhana harus memilih fototransistor; Meskipun kecepatan respons lambat, sensor jembatan resistansi dengan kinerja yang baik dan sensor fotolistrik dengan properti resistansi, sensor fotolistrik di sirkuit pencahayaan otomatis lampu jalan, dan resistansi variabel yang berubah secara proporsional dengan kekuatan cahaya harus memilih elemen fotosensitif Cds dan Pbs; ​​Encoder putar, sensor kecepatan, dan sensor laser kecepatan ultra tinggi harus diintegrasikan sensor fotolistrik.
Jenis sensor fotolistrik Contoh sensor fotolistrik
persimpangan PNFotodioda PN(Si, Ge, GaAs)
Fotodioda PIN (bahan Si)
Fotodioda longsor(Ya, Ge)
Fototransistor (tabung PhotoDarlington) (bahan Si)
Sensor fotolistrik terintegrasi dan thyristor fotolistrik (material Si)
Fotosel sambungan non-pn (bahan menggunakan CdS, CdSe, Se, PbS)
Komponen termoelektrik (bahan yang digunakan (PZT, LiTaO3, PbTiO3)
Tabung foto jenis tabung elektron, tabung kamera, tabung pengganda foto
Sensor sensitif warna lainnya (bahan Si, α-Si)
Sensor gambar padat (bahan Si, tipe CCD, tipe MOS, tipe CPD
Elemen deteksi posisi (PSD) (material Si)
Fotosel (Fotodioda) (Si untuk bahan)


Waktu posting: 18-Jul-2023